Kameramen Tawuran

Siang itu di ruang smoking area kantor tempat gue bekerja terdapat empat orang yang sedang makan siang, mereka berempat mengenakan seragam sekolah, tentu saja mereka adalah anak sekolahan yang sedang prakerin. Ketika melihat mereka sedang makan siang seketika gue bernostalgia dengan masa sekolah dulu.

Ah... rasanya gue kangen dengan masa putih abu-abu. Banyak kenangan didalamnya, namun dari sekian banyaknya kenangan dimasa sekolah entah kenapa kenangan yang menegangkan plus lucu yang muncul diingatan gue. kenangan itu adalah ketika gue menjadi kameramen tawuran. Yaps! ketika sekumpulan orang tengah menggenggam senjata tajam saat akan tawuran malah gue sendirian yang menggenggam handphone untuk merekam kejadian tersebut. Rasanya kalau mengingat kejadian tersebut gue merasa bego banget!.

Kejadiannya kira-kira ketika gue masih kelas 1 SMK, waktu itu gue sedang berkumpul di rumah teman sekampung gue, teman gue ini namanya Atam. Saat asik mengobrol dengan Atam tiba-tiba datang beberapa orang yang tidak dikenal, ternyata meraka adalah teman sekolahnya Atam, maklum kalau gue engga mengenal mereka karena Atam dan gue berbeda sekolah.

Atam dan temannya pun berkumpul sembari membicarakan sesuatu yang penting, beberapa dari mereka ada yang berbicara dengan nada yang keras, karena penasaran gue pun mendekat dan ikut mendengarkan dalam pembicaraan tersebut. Setelah mendengarkan cukup lama gue pun paham ternyata mereka sedang membicarakan tentang tawuran dengan sekolahan lain dan sialnya karena gue turut mendengarkan dalam pembicaraan tersebut, Atam mengajak gue untuk ikut serta dalam tawuran tersebut.

"MAMPUS! kenapa gue jadi kebawa-bawa", kata gue dalam hati.

"Lah kenapa gue jadi ikut-ikutan tam?, kaga mau ah!", tolak gue.

"ayolah san bantu temen napa, masa gak mau bantu", jawab Atam.

"Gue belum pernah ikut tawuran tam, masih pengen hidup gue, belum nikah pula!".

"Gue gak nyuruh lu buat ikutan tawuran, cuma minta tolong videoin gue pas lagi tawuran, tapi posisi lu paling depan sebelah kanan gue".

"Eh udah gila lu ya?, udah posisi gue paling depan cuma megang HP doang pula, masih mendingan lu bawa gear jadi ada pertahanan kalau diserang, sedangkan gue bisa langsung mampus!".

"Nyantai aja san, kalau bagian ngevideoin engga akan diserang".

"Biji lu engga akan diserang!, jelas-jelas musuh kan tau kalau gue ada dipihak lu".

"Udah tenang aja, nanti gue yang ngomong sama pentolan sekolah musuh kalau lu gak ikut tawuran, cuma buat ngevideion doang".

"Lah bisa gitu."

Karena gue orangnya baik hati dan tidak sombong, juga rajin menabung, akhirnya gue mengabulkan permintaan Atam. #Amsyong.

Setelah gue setuju, Atam dan teman-temannya mulai memasang strategi dan posisi, by the way posisi Atam disini sebagai pentolan sekolahnya. Tawuran pun disepakati oleh kedua belah pihak pada jam 2 malam hari ini, bertempat di jalan raya perumahan dekat kampung gue. Lalu Atam pun nyuruh gue buat keluarin semua peralatan tawuran yang dititipin ke gue. Semua alat tawuran gue keluarin, mulai dari gear yang diikat sabuk taekwondo, cerulit, samurai, hairdryer, voucher pulsa, sampai bumbu indomie 🤣. Bisa dibilang gue ini penadah peralatan tawurannya Atam, jadi kalau dia punya alat tawuran yang baru pasti dititipin ke gue.

Sudah pukul setengah dua malam, kita semua sudah berkumpul di rumahnya Atam, kurang lebih ada 12 orang yang ikut berpartisipasi dalam mempertahankan kekuatan dan mengharumkan nama sekolahannya dalam bidang tawuran. Sambil prepare peralatan tawuran pun mulai di distribusikan ke semua orang yang hadir, ada yang dapat cerulit, gear, samurai juga ada yang dapat bumbu indomie 🤣. Dan hanya gue seorang yang megang HP, Gleek!.

Semua senjata sudah di distribusikan, mental pun sudah dikukuhkan. "Sebelum memulai pertempuran, mari kita berdoa agar kita dimenangkan dalam pertempuran malam ini, berdoa dimulai", ucap si Atam sebelum berangkat ke medan pertempuran. Kita pun berjalan bersamaan, memasang wajah garang dengan gaya layaknya sang jagoan seperti dalam film crows zero, berteriak-teriak entah nama siapa yang disebut.

GEENJIII!.... SERIZAWAAAA!.... MARIA OZAWAAA!.... KIMOCHIIII!

Tidak lama kita sampai ditempat pertempuran, malam itu jalanan sangat sepi sekali, semua bersiap dan menempati posisi masing-masing, sementara pasukan musuh sudah mulai terlihat dari kejauhan jalan.

Dibaris paling depan, sebelah kanan ada gue yang siap buat ngerekam pertempuran, sebelah kiri gue ada Atam yang sedang memutar-mutarkan gear, disebelah kiri Atam ada si Cokel tengah duduk sambil memutar-mutakkan gear dan disebelah Cokel ada si Oay yang siap dengan bambu panjang ditangannya. Musuh pun sudah menempati posisinya masing-masing. Ketika hitungan waktu mundur diteriakan tanda akan dimulainya pertempuran, Cokel yang awalnya sedang duduk mulai beranjak berdiri, namun ketika Cokel sudah berdiri tiba-tiba terjadi suatu kecelakan

BLETAAK!!!

Kepala Cokel bercucuran darah, terkena tebasan gear yang sedang diputar-putar oleh Atam karena posisi Cokel terlalu dekat dengan Atam. Tanpa berfikir panjang Cokel pun langsung berpindah posisi kebagian belakang.

Pertempuran pun dimulai

Atam berlari paling depan, disusul oleh Oay dan gue yang sudah mulai merekam pertempuran. Dengan perasaan was-was dan takut akan terkena serangan musuh gue tetap coba beranikan diri untuk merekam.

Kun Fayakun-lah pokoknya

Gear Atam yang diayunkan berbenturan dengan gear lawan, dari benturan itu keluar percikan api. Berkali-kali gear itu saling beradu, sedangkan Oay harus berhadapan dengan musuh yang bersenjatakan cerulit. Oay yang perawakannya kekar dapat dengan mudah mengayunkan bambu yang panjang, sehingga cerulit digenggaman lawan dapat terlepas. Lawan yang kehilangan cerulitnya terpaksa harus mundur kebelakang. Oay pun mengambil cerulit lawan yang terlepas.

Diposisi Atam, gear yang awalnya saling beradu sekarang saling melilit, Atam dan lawannya saling tarik menarik tali gear yang melilit. Lawan yang lebih kuat dan lebih cepat menarik tali gear membuat Atam jatuh tersungkur kedapan, dengan sigap lawan langsung mendekati Atam dan melayangkan gear tepat ke bagian kepala Atam.

BLETAAK!!!

Atam masih dalam keadaan tersungkur, gear yang dilayangkan musuh ke kepala Atam terbentur dengan bambu panjangnya Oay. Beruntung Oay cepat menyadari posisi Atam yang sedang terdesak. Oay pun memutar-mutar bambu yang dia pegang sehingga tali gear musuh melilit dibambunya, lalu dengan keras Oay menarik bambunya, untuk kedua kalinya Oay berhasil mengambil senjata lawan. Lawan pun mundur kebelakang. Oay membantu Atam berdiri dan kita bertiga mundur kebelakang untuk merapikan posisi masing-masing.

Saat gue lagi berjalan kebelakang tiba-tiba ada gear melayang dari kudu lawan ke arah gue. Gue pun kaget dan untungnya bisa menghindari gear tersebut. Gue teriak ke pihak lawan.

"WOOII ANJING!, GUE KAGA IKUTAN, GUE CUMA NGEREKAM DOANG!", marah gue.

"Eh sorry-sorry gue engga tau", jawab pihak lawan.

Setelah kedua kubu bersiap-siap, lalu mulai saling menyerang lagi. Kini pertempuran semakin sengit, gue pun semakin fokus merekam sambil mengawasi situasi sekitar, takutnya ada serangan nyasar lagi ke arah gue.

BLENTRANG!

TAK!

TAK!

JEBRET!

Semua senjata saling beradu. Beberapa dari pihak musuh ada yang terkena tebasan senjata tajam, begitu juga dengan pihak Atam. Kendaraan yang melaju ke arah pertempuran pun harus memutar balik agar tidak ikut terkena serangan. Setelah cukup lama pertempuran berlangsung, tiba-tiba dari barisan belakang lawan berlari sambil berteriak.

"KABUUR...KABUUR, ADA BANYAK WARGA DI BELAKANG"

Pertempuran terhenti sesaat, pandangan semua orang fokus ke arah datangnya warga, dari kejauhan jalan ternyata ada banyak warga yang datang untuk membubarkan tawuran. Seketika kita lari berhamburan, dalam situasi seperti itu tidak ada kawan maupun lawan yang terpenting selamatkan diri masing-masing.

Tepat disamping kanan gue ada gang yang menuju ke komplek perumahan deket kampung gue. Karena gue tau jalan tersebut, tanpa memperdulikan yang lain gue langsung lari masuk ke gang. Berlari terus masuk ke dalam komplek perumahan, ambil jalan pintas agar tidak terkejar oleh warga, beberapa teman ada yang mengikuti gue. Gue dan teman-temen yang kabur searah dengan gue berhenti dan bersembunyi di depan warung sayur yang sudah tutup.

Sekiranya situasi sudah merasa aman gue ngajak temen-temen yang dibelakang gue buat balik ke rumah, pas gue lagi melihat ke arah mereka dan mengajak pulang, sontak gue langsung merasa kaget, jantung pun berdebar kencang, ternyata yang lari kabur bersama gue bukan temen gue melainkan musuh tawuran Gue.

"MAMPUUUUSSS, MATI DIKEROYOK DAH GUE!", ucap gue dalam hati.

Mereka semua menatap ke arah gue. Gue pun menatap ke arah mereka sambil memikirkan cara agar bisa pulang dengan selamat. Sekujur badan gue terasa membatu melihat mereka semua yang tengah menatap gue dengan senjata tajam ditangannya, ada yang memegang cerulit, samurai, dan gear. Harus memikirkan cara terbaik agar bisa terlepas dari mereka. Salah ucap sedikit bisa pindah ke akherat gue.

Akhirnya terfikirkan cara agar terlepas dari mereka.

"Bro untuk sekarang kita kesampingkan dulu nih tawuran kita, sekarang yang terpenting kita engga ketangkep sama warga dan bisa pulang dengan selamat", ucap gue ke mereka.

"Iya bang setuju", serentak mereka menjawab.

"Laah langsung setuju, ampuh juga bujukan gue, xixixi", gumam dalam hati.

"Yaudah kalian pada balik gih".

"Kita engga tau bang jalan keluar dari sini"

"Kalian jalan aja terus ke jalan yang arah sini, nanti keluar-keluar di jalan besar", arahan Gue ke mereka.

"Eh tapi kalian jalannya jangan barengan semua, bertiga-tiga aja, terus itu senjatanya simpen dulu aja di bawah keranjang sayur biar engga ketauan kalau pas-pasan sama warga", sambung gue.

Entah mereka yang polos atau sedang merasa takut, semua ucapan gue diikutin oleh mereka semua. Semua senjata dikumpulkan dan disimpan di bawah keranjang sayur, mereka pun mulai pergi bertiga-tiga, setelah mereka bertiga dirasa sudah berjalan cukup jauh, lalu disusul oleh ketiga temennya yang lain dan begitu seterusnya sampai mereka semua pergi.

Akhirnya gue bisa bernafas lega dan merasa aman. Gue yang tidak melewatkan kesempatan, langsung mengambil semua senjata tajam yang mereka simpan di bawah keranjang sayur, dengan cepat gue langsung pergi ke jalan yang berlawanan dengan mereka, jalan pulang ke arah rumah gue.

Keesokan harinya, kita berkumpul kembali dirumah Atam, alhamdulilahnya engga ada dari pihak kita yang tertangkap oleh warga. Sambil menunjukkan hasil jarahan senjata tajam semalem, gue menceritakan kejadian dari mulai kabur dikejar warga sampai bisa dapat senjata tajam sebanyak ini. Atam dan temen-temannya yang sedang mendengar cerita gue seketika semuanya tertawa ngakak sejadi-jadinya. Mereka menganggap kejadian yang gue alami semalem itu lucu, padahal kan dimomen itu nyawa gue dipertaruhkan. Bangke banget emang mereka semua.

Gue kapok ikut tawuran lagi, mau nanti diminta jadi kameramen kek, jadi hakim garis kek, jadi panitia penyelenggara kek, pokoknya engga mau lagi gue ikut-ikutan tawuran. Kapok sekapok-kapoknya.

Sumber gambar https://wallpapersafari.com/w/WBDqFp

commentSilahkan Berkomentar

Boleh kok kalau mau berkomentar, tapi jangan mengandung SARA ya!

Posting Komentar

Boleh kok kalau mau berkomentar, tapi jangan mengandung SARA ya!

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama